Studi: Kaya-Miskin Ternyata Bisa Mempengaruhi Capaian Akademik Anak

sumber foto: https://www.easyuni.co.id/

Nilai akademik dalam pendidikan formal telah dianggap sebagai capaian yang penting. Bahkan tidak sedikit orang tua yang menuntut anaknya untuk mendapatkan nilai yang nyaris sempurna dalam semua mata pelajaran. Namun, capaian akademik yang dimiliki oleh anak tentunya memiliki beberapa faktor yang menentukan. Tidak hanya kemampuan anak, sebuah studi mengungkap latar belakang keluarga juga mempengaruhi capaian akademik anak.

Studi yang dilakukan oleh University of York menemukan bahwa latar belakang keluarga memainkan peran terhadap keberhasilan dalam pendidikan. Hal ini menyebabkan terdapat kesenjangan antara anak dengan latar belakang keluarga kurang mampu dengan temannya yang lebih beruntung.

Studi ini melihat data dari 92.000 orang yang lahir antara tahun 1921 dan 2011. Kedua studi ini mengungkapkan bahwa kesenjangan prestasi antara anak-anak dari latar belakang keluarga miskin dan teman mereka yang lebih beruntung tetap stagnan.

Diketahui melalui laman Science Daily, kesenjangan ini menyebabkan perbedaan nilai sekitar setengah kelas di tingkat sekolah dasar. Namun, dampak yang diberikan latar belakang keluarga berlanjut dan semakin meningkat seiring jenjang pendidikan yang mereka tempuh.

Penelitian sebelumnya mengungkap bahwa Ijazah Umum Pendidikan Menengah atau General Certificate of Secondary Education (GCSE) di Inggris, pengaruh latar belakang keluarga terhadap capaian akademik tiga kali lebih buruk, dengan perbedaan nilai 1,75.

Para peneliti berpendapat dampak abadi dari latar belakang keluarga terhadap keberhasilan anak dalam pendidikan dapat melanggengkan ketidaksetaraan sosial dan ekonomi lintas generasi.

Hal itu menyebabkan mereka menyerukan kebijakan pendidikan yang memprioritaskan kesetaraan dalam hasil belajar bagi anak-anak dibandingkan kesetaraan dalam kesempatan.

Akses Pendidikan yang Lebih Rendah

Studi ini menunjukkan untuk pertama kalinya, bahwa anak-anak dari latar belakang miskin, baik yang lahir pada tahun 1921 atau zaman modern, menghadapi kenyataan yang sama untuk mendapatkan nilai lebih rendah dan peluang pendidikan yang lebih sedikit.

“Kami mendorong adanya intervensi pendidikan yang memastikan siswa yang lemah mendapatkan dukungan terbanyak, karena kebijakan yang mempromosikan kesempatan belajar yang setara hanya berfungsi jika semua anak-anak sama-sama siap untuk memanfaatkannya,” ungkap penulis utama studi, Profesor Sophie von Stumm dari Departemen Pendidikan di Universitas York.

Anak-anak dari latar belakang keluarga yang berpenghasilan rendah cenderung memulai sekolah dengan keterampilan bahasa yang lebih rendah jika dibandingkan dengan teman-temannya yang lebih beruntung.

Kekurangan awal ini membuat mereka lebih sulit untuk memanfaatkan peluang belajar yang ditawarkan oleh sekolah. Hal ini menyebabkan mereka memperoleh nilai yang lebih rendah di sekolah dasar dan menengah, sehingga mereka juga memperoleh lebih sedikit kualifikasi pendidikan.

Diperkuat Kondisi Pandemi

Studi ini juga melibatkan data dari studi kohort besar hingga 2016. Namun, para peneliti mengingatkan bahwa pandemi kemungkinan meningkatkan hubungan antara status sosial ekonomi keluarga dan prestasi anak di sekolah karena meningkatkan ketimpangan dalam akses keluarga ke sumber daya.

“Ada banyak pengawasan publik terhadap ketidaksetaraan dalam nilai GCSE selama pandemi. Namun, temuan kami menyoroti betapa pentingnya untuk mempertimbangkan ketidaksetaraan di tahun-tahun awal sekolah. Dampaknya dapat dirasakan di tahun-tahun mendatang,” ungkap Profesor Paul Wakeling dari Departemen Pendidikan di Universitas York.

“Anak-anak yang tumbuh di keluarga dengan sosial ekonomi rendah selama pandemi secara tidak proporsional terpengaruh oleh penutupan sekolah, dengan kurangnya akses ke pembelajaran online dan lingkungan belajar yang sesuai.,” tambah Profesor von Stumm.

Hal ini menyebabkan pentingnya intervensi pendidikan untuk meningkatkan pembelajaran pada tahun-tahun awal sekolah dasar.

Bahkan jika intervensi ini pada awalnya memiliki dampak yang kecil, tetapi mereka memiliki manfaat jangka panjang yang cukup besar.

Mengatasi kesenjangan pencapaian yang terus-menerus disorot oleh penelitian omo akan sangat penting untuk mengurangi ketidaksetaraan secara keseluruhan dan akan sangat bermanfaat bagi masyarakat secara keseluruhan.

sumber: detikedu

Leave a comment

Translate »
Butuh Informasi?