Mendikbudristek Nadiem Makarim menyoroti angka Programme for International Student Assessment (PISA) Indonesia. Dia menjelaskan, sangat kecil kemungkinan angka PISA Indonesia meningkat untuk saat ini. Dia juga membeberkan alasannya.
“Dengan pandemi, dengan 3 tahun kita learning lost, tidak mungkin , sangat kemungkinan kecil bahwa angka PISA kita akan menjadi lebih baik di saat ini,” kata Nadiem saat rapat kerja dengan Komisi X di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (24/1).
Nadiem menjelaskan, usaha yang saat ini dilakukan Indonesia untuk meningkatkan angka PISA tidak bisa dalam jangka waktu dekat. Dampak tersebut, lanjut Nadiem, baru bisa dirasakan dalam beberapa tahun ke depan.
“Jadi benar-benar apa yang kita lakukan sekarang akan berdampak mungkin dalam waktu 4, 5, 7 tahun ke depan itu yang sebenarnya waktu atau time frame terhadap transformasi pendidikan,” ucapnya.
Lebih lanjut, Nadiem juga menyampaikan permintaan maafnya apabila mengecewakan karena tidak dapat menaikkan angka PISA Indonesia.
“Jadi mohon maaf kalau saya mengecewakan, tapi lebih baik saya realistis, sekarang tidak mungkin hanya dengan cuma transformasi 2-3 tahun angka PISA kita akan naik itu butuh waktu lebih panjang,” pungkas Nadiem.
Adapun PISA adalah metode penilaian internasional yang menjadi indikator untuk mengukur kompetensi siswa Indonesia di tingkat global.
Untuk nilai kompetensi Membaca, Indonesia berada dalam peringkat 72 dari 77 negara. Untuk nilai Matematika, berada di peringkat 72 dari 78 negara. Sedangkan nilai Sains berada di peringkat 70 dari 78 negara. Nilai tersebut cenderung stagnan dalam 10 – 15 tahun terakhir.
sumber: Kumparannews